Saturday, January 26, 2008

The Kingdom

Directed by : Peter Berg
Starring by :
Jamie Foxx
Chris Cooper
Jennifer Garner

Rating : 5 (skala 1-5)

Singkat, padat, dan lugas. Sebuah film action yang tidak rumit, cukup mendebarkan dan penuh dengan adegan khas action seperti pengejaran dengan mobil dan tembak menembak dalam jarak dekat. Sekali lagi Jamie Foxx terlihat cerdas sekaligus piawai memainkan senjata. Sayangnya Jennifer Garner tidak terlalu menonjol padahal di "Elektra" dia cukup bagus memainkan perannya.

Film ini menceritakan sebuah tim penyelidik dari FBI yang pergi ke Saudi Arabia untuk menyelidiki sebuah insiden penyerangan warga sipil di sebuah perumahan perusahaan minyak milik Amerika. Insiden ini memakan banyak korban jiwa termasuk agen FBI yang ditugaskan di sana. Celakanya, polisi Saudi diduga terlibat karena penyerang menyamar dalam seragam kepolisian.
Tim yang diketuai Ronald Fleury (Foxx) sebenarnya tidak direstui secara penuh oleh pemerintah Amerika. Tetapi berkat kepiawaiannya "bernegosiasi", mereka mendapat izin selama beberapa hari untuk menyelidiki peristiwa itu langsung di tempat kejadian. Dengan dibantu kepala kepolisian setempat dan dalam jangka waktu yang sedikit tersebut mereka dapat menghabisi pemimpin penyerangan yang memang telah menjadi target pemerintah Amerika sejak lama.

Tag yang diusung film ini: Under fire, under pressure, out of time sangat pas dengan adegan keseluruhan. Walau tidak seheboh "Die Hard" atau "Speed", film ini sangat mengasyikkan untuk ditonton. Yang agak menyebalkan ibukota negara kita, Jakarta, di cap negatif. Salah satu cara "bernegosiasi" Foxx dengan Duta Besar Arab Saudi adalah dengan menyatakan bahwa ia mengetahui ada aliran dana dari pejabat Arab Saudi untuk perkumpulan di Amerika yang mengalir ke Jakarta. Tampaknya image Indonesia yang secara umum di sana adalah sarang teroris sehingga dengan mengalirkan dana ke Jakarta dianggap membantu teroris. Huh, menyebalkan!

The Bucket List

Directed by : Rob Reiner
Starring by :
Jack Nicholson
Morgan Freeman

Rating : 5 (skala 1-5)

Luar biasa! Sebuah film yang menggabungkan 2 karakter kuat tanpa meniadakan satu sama lain. Kelembutan Morgan Freeman dapat terimbangi dengan emosi meledak-ledak khas Jack Nicholson.
Dan sepertinya film ini memang dibuat sebagai panggung adu akting dua aktor kawakan ini. Kehadiran tokoh lain seperti hanya menjadi pelengkap tapi tidak bisa ditiadakan karena justru mereka lah yang menjadi perekat antar adegan.

Film ini mengangkat cerita tentang dua orang dari kelas sosial yang berbeda tetapi memiliki persamaan yaitu mengidap kanker dan divonis akan meninggal dalam jangka waktu tertentu. Salah seorang diantara kedua orang tersebut yang bernama Carter Chambers (Morgan Freeman), seorang montir mobil, menulis sebuah daftar tindakan yang belum ia lakukan selama hidup; mulai dari membalap dengan mobil impiannya sampai dengan melakukan sesuatu dengan seorang wanita cantik. Teman sekamar Chambers, bernama Edward Cole (Jack Nicholson) - seorang kaya pemilik jaringan rumah sakit, secara tidak sengaja membaca daftar tersebut dan menantang Chambers untuk melakukan hal yang lebih gila lagi. Walau awalnya Chambers menolak, akhirnya mereka menjadikan daftar tersebut sebagai daftar yang harus mereka lakukan bersama-sama. Usaha mereka pada awalnya mendapat tantangan dari istri Chambers. Tetapi Chamber bergeming dan tetap melanjutkan perjalanan berkeliling dunia bersama Cole.

Film yang sarat pesan moral ini begitu mengalir sehingga emosi kita dapat terlarut bersama rangkaian dialog cerdas yang terlontar. Di film ini sepertinya setting tidak terlalu penting karena karakter bintang utama sudah sangat kuat. Sayangnya ada beberapa detail yang mengganggu seperti Taj Mahal yang tampak seperti rekayasa komputer dan beberapa bloopers yang kasat mata. Satu hal yang menarik, Indonesia diperkenalkan secara positif lewat Kopi Luwak Sumatra. Jack Nicholson bahkan rela membawa seperangkat alat pembuat kopinya ke rumah sakit demi menikmati kopi tersebut.

Tuesday, January 22, 2008

Protecting The King

Directed by : D. Edward Stanley
Starring :
Matt Bar
Peter Dobson
Tom Sizemore
Brian Krause

Rating : 3 (skala 1-5)

Cerita yang diangkat film ini sebenarnya cukup menarik. Tetapi entah karena apa, film ini tidak sepenuhnya enak untuk dinikmati. Grafik emosi cenderung mendatar tanpa ada letupan-letupan yang dapat membuat film lebih berirama. Sedikit letupan justru ada di dekat akhir film yang sayangnya tidak terlalu berpengaruh lagi.

Film ini bercerita tentang perjalanan seorang anak muda bernama David Stanley. Karena pernikahan ibunya dengan ayah Elvis, maka ia menjadi adik tiri Sang Raja Rock N Roll. Karena itu, ia mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam Tur Amerika Elvis. Di sini kita akan melihat Elvis dan orang-orang disekitarnya dari sisi belakang layar. Bagaimana kehidupan para pendukung Elvis termasuk para bodyguardnya. Karena kejenuhan mulai menghampiri lalu ada beberapa kejadian, David pun memilih keluar dari tour tersebut. Dalam masa jeda itu, ia bertemu dengan seorang perempuan yang akhirnya ia nikahi.
Setelah beberapa waktu berlalu, Elvis menawari David pekerjaan sebagai bodyguardnya. Tidak membutuhkan waktu lama bagi David untuk memberi jawaban. Tetapi ternyata keadaan sudah berubah. Elvis semakin tergantung dengan narkotika dan orang-orang di sekitarnya tidak ada yang berani memperingatkannya. David pun terpengaruh dengan keadaan tersebut sampai akhirnya ia dan istrinya pun bercerai. Akhir film ditutup dengan saat-saat terakhir kematian Elvis dimana David menjadi salah satu saksi matanya.

Buat gue, film ini bisa menarik kalau hanya menceritakan kehidupan Elvis di belakang panggung saja. Mungkin bisa jadi mirip rockumentary Rocco and The Burden dalam film "I Trust You To Kill Me". Tapi, semenjak produsen, penulis, dan sutradara film ini adalah David Stanley sendiri, tentu saja kisah kehidupannya lebih diutamakan. Dan sayangnya, kurang begitu asyik untuk ditonton.

Sunday, January 20, 2008

The Warlords

www.thewarlords.com

Directed by : Peter Chan
Starring :
Jet Li
Andy Lau
Takeshi Kaneshiro

Rating : 3,5 (skala 1-5)

Film yang agak membingungkan untuk dirating. Para aktor bermain cukup baik (apalagi Takeshi Kaneshiro tampak cukup bisa mengimbangi Jet Li dan Andy Lau). Tapi cerita yang diangkat terlalu sederhana. Intrik-intrik sebagai bumbu penyedap terasa kurang diolah dengan baik dan sepertinya hanya ada sebagai pelengkap agar ada alasan untuk ending film. Kalau dibandingkan dengan Curse of The Golden Flower, film ini tampak hanya "separuh"nya.
Bahkan "Hero" yang juga dibintangi Jet Li masih lebih baik.

Menceritakan tentang persahabatan 3 orang bernama Ma Xinyi(Jet Li), Cao Erhu (Andy Lau), dan Zhang Wenxiang (Takeshi Kaneshiro). Ma adalah mantan tentara. Sedangkan Cao adalah pemimpin sekelompok bandit sementara Zhang adalah letnannya. Pertemuan Ma dengan Cao dan Zhang merubah status mereka dari bandit menjadi tentara pemerintah. Uniknya upah mereka bukanlah gaji tetapi sepersekian kekayaan dari kota yang mereka perangi. Kemenangan demi kemenangan diraih sampai akhirnya Ma menjadi jendral. Sementara itu, antar mereka pun ada intrik-intrik dimana Ma jatuh cinta pada istri Cao. Walau Zhang mengetahuinya, ia tidak langsung berbicara pada Cao sampai akhirnya Cao mati di tangan suruhan Ma. Zhang yang dendam menghadang Ma; sementara secara diam-diam ada pihak lain yang memanfaatkan situasi tersebut untuk menghabisi Ma.

Dilihat dari sisi action, film ini kurang terasa geregetnya walau penuh adegan perang. Konflik dan intrik yang ingin ditonjolkon tampak kurang "kuat". Mungkin ekspektasi berlebihan karena taburan bintang agak mengacaukan penilaian ini. Yang pasti, film ini tidak menimbulkan kesan mendalam setelah ditonton.

Thursday, January 3, 2008

Stranger than Fiction

www.strangerthanfiction.com

Directed by : Marc Forster
Starring :
Will Ferrell
Maggie Gyllenhaal
Dustin Hoffman
Queen Latifah
Emma Thompson

Rating : 4 (skala 1-5)

Apa jadinya kalau sebuah novel ternyata adalah sebuah kenyataan? Tentu saja yang sang pengarang akan terkejut. Apalagi kalau novel tersebut berakhir dengan sebuah tragedi.

Film ini bercerita tentang seseorang bernama Harold Crick (diperankan Will Ferrell) seorang petugas pajak dengan kehidupan yang penuh rutinitas dan tanpa "warna". Di sisi lain diceritakan mengenai kehidupan seorang pengarang bernama Karen Eiffel (Emma Thompsom), yang selalu membunuh karakter utama novelnya, sedang mengalami kebuntuan dalam menyelesaikan novel masterpiecenya.
Isi film ini dimulai ketika Harold mulai mendengar suara seorang wanita bernarasi tentang kehidupannya. Penasaran dengan suara tersebut, ia pun berusaha mencari penyebab dan asal suara. Pencarian itu mengantarnya bertemu Professor Jules Hilbert (Dustin Hoffman). Lewat Professor Hilbert lah Harold mengetahui bahwa narator tersebut adalah novelis Karen Eiffel dan ia adalah tokoh utama dari novel masterpiece yang sedang dikarang Eiffel. Dan karena novel-novel Eiffell terkenal dengan kematian tokoh utamanya, Harold pun mencari cara supaya ia tidak "terbunuh".

Untuk sebuah film drama, film ini sangat bagus. Sarat dengan pesan tersirat, penggambaran yang cukup detail, ilustrasi grafis yang menarik, dan tidak menguras air mata walau ada sedikit bumbu tragis. Sedikit disayangkan pada bagian akhir, agak sedikit membosankan dan ada kesan cerita dipanjang-panjangkan agar ada happy ending. Permainan acting Will Ferrell dan Dustin Hoffman cukup bagus di film ini. Sementara Maggie Gyllenhaal, Emma Thompson, dan Queen Latifah tidak terlalu istimewa. Satu hal yang terpikir oleh saya adalah bagaimana kalau Will Ferrell diganti dengan Nicholas Cage. Kalau Cage bisa bermain seperti dalam "Adaptation", tampaknya film ini akan lebih menguras air mata lagi.

Wednesday, January 2, 2008

Atonement

www.Atonement.com

Directed by : Joe Wright
Starring :
James McAvoy
Keira Knightley
Saoirse Ronan
Brenda Blethyn
Vanessa Redgrave
Charlie Von Simson

Rating : 3,5 (skala 1-5)

Sebuah film drama dengan ending yang cukup mengharukan. Walau tampak seperti film drama biasa, gaya berceritanya tidak seperti film kebanyakan. Penggambarannya mirip dengan novel yang mempunyai beberapa karakter utama. Bahkan dapat dikatakan inilah versi drama romantis dari "Pulp Fiction" atau "Sin City".

Menceritakan tentang sebuah cinta yang bertepuk sebelah tangan akibat perbedaan kelas dan usia. Seorang anak remaja bangsawan yang mempunyai bakat sebagai penulis bernama Briony Tallis jatuh cinta pada seorang pemuda bernama Robbie Turner yang bekerja menjadi pelayan di rumahnya. Tetapi apa daya, sang pemuda jatuh cinta pada kakaknya Briony yang bernama Cecilia karena kesetaraan usia. Lewat sebuah kejadian, sang pemuda harus masuk penjara akibat keterangan palsu yang dibuat oleh Briony. Akibatnya Robbie harus berpisah dengan Cecilia dan akhirnya keduanya meninggal dunia akibat Perang Dunia 2 di tempat yang berbeda. Sementara Briony hidup sampai masa tuanya dalam perasaan bersalah dan akhirnya mengarang akhir cerita cinta tersebut menjadi sebuah akhir yang indah. Cerita itu menjadi novel terakhirnya karena Briony mengidap sebuah penyakit yang membuat kemampuan menulisnya berkurang.

Walau James McAvoy dan Keira Knightley tampil sebagai pemeran utama, film ini justru mengenai Briony yang diperankan Saoirse Ronan. Briony kecil tampak diperankan dengan sangat baik. Agak disayangkan adalah cara bercerita gaya novel yang kadang agak membingungkan. Ditambah dengan dialog dalam aksen Inggris yang kurang begitu jelas di telinga, saya sarankan menonton dvd aslinya saja.