Friday, November 30, 2007

I Trust You To Kill Me

Directed by : Manu Boyer
Starring :
Kiefer Sutherland
Rocco DeLuca and The Burden

Rating : ***** (skala 1-5)

Film ini dapat dikategorikan sebagai sebuah Rockumentary. Bahkan menurut Joe Leydon dari Variety, rockumentary terbaik semenjak "Some Kind of Monster" (ada yang pernah lihat?).
Bercerita mengenai Kiefer Sutherland, di tengah kesibukannya membintangi serial 24, menjadi manager seorang pemusik bernama Rocco DeLuca dan bandnya The Burden. Walau banyak pihak meragukan kemampuan Kiefer, da tetap berjalan dengan rencananya. Rocco adalah seorang pemusik yang sangat unik. Dia mempunyai ketertarikan pada Appalachian dan claw hammer music yang mempunyai melodi sederhana tapi sangat kuat dalam lirik. Hal tersebut dipadu dengan suaranya yang khas dan kemampuannya menulis lagu sehingga muncullah komposisi yang sangat enak untuk dinikmati.
Saat libur Natal dan Tahun Baru 2005, Kiefer mengadakan tur ke beberapa kota di Eropa dalam 14 hari. Dan seperti biasa, band Amerika sangat susah untuk menembus pasar Eropa. Di awal, mereka mulai bermain di London di klub bernama The Borderline. Sayangnya sambutan penonton kurang hangat. Kemudian berlanjut ke Dublin, dimana sambutan penonton mulai menghangat. Lalu tour berpindah ke Reykjavik dan berakhr di Berlin.
Di film ini kita bisa melihat bagaimana Sutherland, sebagai seorang manager, mau melakukan apapun agar band yang ia pegang mendapat pendengar di pasar yang baru. Juga bagaimana ia berkomunikasi dengan Rocco dan anggota band yang lain untuk dapat mencapai situasi ideal bagi pementasan mereka. Bahkan kita juga dapat melihat bagaimana Kiefer Sutherland ketika ia tidak menjadi Jack Bauer dan harus mengurus keperluan orang lain.
Film ini sangat kuat secara emosional. Tidak hanya itu, kita pun dimanjakan dengan raungan gitar khas rock n roll. Dalam dvd nya, jangan lupa menonton bagian bonus karena ada video musik beberapa lagu dan tour mereka sewaktu ke Jepang pada Thanksgiving 2005 (sebelum mereka memulai film tour ke Eropa).

Thursday, November 29, 2007

Jakarta

Directed by : Cho Sin Jung
Starring :
Sang Jung Kim
Da Hun Yun
Chang Jung Lim
Hae-kyung Jin

Rating : *** (skala 1-5)

Jujur saja, hal pertama yang menarik dari film ini adalah judulnya yaitu "Jakarta". Pada bungkusnya dinyatakan bahwa film ini dapat dikatakan gabungan "Reservoir Dogs" dan "Memento" dalam versi Korea.
Sayang, kualitas gambar dvd-nya kurang bagus. Mirip dengan dvd yang berisi beberapa film.
Keseluruhan adegan film bermuara pada perampokan sebuah bank yang dapat digagalkan oleh wakil direktur bank tersebut. Kemudian polisi datang dan membawa si perampok dan wakil presiden bank yang secara tidak sengaja tangannya ikut terborgol.
Ternyata kedua polisi tersebut adalah polisi gabungan yang ingin merampok bank. Dan wakil presiden bank, yang juga anak dari pemilik bank, ternyata juga ingin mengambil uang di bank karena terjerat hutang.
Keadaan yang rumit itu menjadi jelas ketika di pertengahan, film ini memulai proses flashback. Peran setiap tokoh mulai terlihat jelas pada flashback tersebut.
Mendekati akhir fim ini kembali melanjutkan cerita ke masa setelah kejadian perampokan. Dan kita bisa melihat siapa yang akhirnya mendapatkan uang rampokan tersebut.
Jakarta difilm ini adalah satu tujuan dari para perampok bank untuk kabur setelah merampok selain Swiss. Mengapa Jakarta? Karena menurut mereka "Here, Jakarta is slang, meaning the perfect crime.". Mmm.....

Havoc 2

Directed by : Beth Schacter
Starring :
Amber Tamblyn
Kelli Garner
Ashton Holmes
Kelly Lynch

Official selection Tribecca Film Festival Best Screenplay
Rating : *** (skala 1-5)

Film ini unik karena merupakan sebuah film remaja tetapi tema yang diangkat melebihi umurnya. Sedikit yang disayangkan karena hal tersebut terlalu bias disampaikan. Kita harus melihat ke bagian “Special Features” nya (kalau beli dvd tentunya) untuk mengetahui secara gamblang hal tersebut.
Ceritanya cukup mengalir tetapi agak sedikit membosankan di pertengahan. Tapi kalau kita lanjutkan, akan ada kejutan di bagian-bagian akhirnya. Film ini buat saya termasuk yang tidak usah berpikir untuk menontonnya. Tinggal duduk, dan nikmati setiap adegan yang ada.
Film ini menceritakan tentang sebuah kelompok berisi 3 orang wanita dan 3 orang pria yang tampil beda dari lingkungan sekolahnya di Amerika. Mereka tidak termasuk kelompok yang “dugem” tetapi juga bukan kelompok “geek”. Mereka adalah kelompok yang punya ciri khas tersendiri. Kelompok eksklusif ini memiliki semboyan “no secrets, no inhibitions, no apologies”. Mereka masing-masing memiliki satu kotak yang berisi semua kenangan sepanjang hidup mereka. Tiap pertemuan akhir minggu, yang diakhiri dengan pesta seks, mereka diperbolehkan mengisi atau mengeluarkan satu benda dari kotak tersebut sambil menceritakan alas an mengapa mereka melakukan hal itu. Salah satu keunikanan kelompok ini adalah kesetian mereka ada pada kelompok dan bukan pada perseorangan. Jadi mereka dapat berganti pasangan setiap minggunya tanpa rasa bersalah.
Permasalahan muncul ketika salah satu perempuan di kelompok ini (Wendy) jatuh cinta pada pria lain yang bukan berasal dari kelompok tersebut. Dan bisa dikatakan inilah inti cerita itu yaitu bagaimana seseorang harus memilih antara berada di “zona nyaman”nya atau mau masuk ke sebuah “area baru” dimana ia harus menyesuaikan diri kembali. Untuk ukuran film remaja, tentu hal ini bukan persoalan biasa karena umumnya hanya mengangkat tema pesta, mabuk, cinta, dan hubungan seks pertama. Tapi, seperti saya ceritakan di atas, kelompok ini memang unik. Jadi tidak masalah dengan kegiatan mereka yang “nyeleneh” dan keluar dari jalur biasanya.

Wednesday, November 28, 2007

Lady Ninja Kasumi (Sanada Kunoichi Ninpoden Kasumi)

Saki Anzu
Shoichi Imai

www. Lady Ninja Kasumi.com

Rating : * (skala 1-5)

Film ini bercerita mengenai seorang anak penguasa tanah bernama Kasumi yang memilih menjadi ninja untuk melindungi adik dan keluarga barunya karena pada era tersebut (era Sengoku) memang sering terjadi perang antar tuan tanah. Yang unik adalah keluarga baru dari Kasumi tidak lain adalah musuh yang telah membunuh kedua orangtuanya.
Karena dari kecil sudah dipisahkan dari adiknya, yang menjadi jaminan supaya Kasumi tidak menuntut balas, maka Kasumi diwajibkan melakukan sesuatu dahulu bagi keluarga tersebut supaya dapat kembali bersama. Yang harus ia lakukan adalah menyelamatkan si tuan tanah dari serangan ninja yang disewa musuhnya.

Kalau kita membandingkan dengan film sejenis yaitu "Azumi", maka akan tampak perbedaan kelas yang nyata. Adegan yang terpotong-potong dengan minim penyambungan, setting yang minim detail, ekspresi pemain yang kurang kuat serta adegan perkelahian yang tidak ada gereget semakin membuat film ini tidak cukup nyaman untuk dinikmati.Bahkan darah yang biasanya ada dalam film bertema ini sangat jelas mengada-ada.
Yang mungkin menjadi daya tarik hanyalah beberapa adegan percintaan dengan mengekspose dada wanita yang tidak mengherankan karena memang dibuat berdasarkan komik pada era erotic manga.

Untuk sequelnya, tidak ada perubahan yang signifikan kecuali penambahan adegan erotis dan wajah pemain wanita yang mungkin terlihat berbeda walau pemerannya sama.

1408

John Cussack
Samuel L. Jackson
Rating : **** (skala 1-5)

Sebuah film thriller yang mengangkat tema hantu tanpa menggambarkan hantu secara berlebihan. Film ini menceritakan tentang seorang penulis bernama Michael Enslin (John Cussack) yang berkeliling Amerika untuk menemukan dan menguji tempat-tempat berhantu. Sepanjang perjalanannya, ternyata tempat-tempat tersebut tidak seperti yang ia duga dan karena itu ia berpendapat bahwa sebenarnya semuanya itu hanyalah mitos belaka. Untuk 15 menit pertama, film ini cukup menarik untuk ditonton dan mengundang rasa ingin tahu lebih lanjut. Cerita sebenarnya dimulai ketika Enslin mendapat kartu pos sebuah hotel dan di dalamnya terdapat kalimat "jangan minta kamar 1408". Ia pun menghubungi hotel tersebut dan meminta kamar 1408. Tetapi pihak hotel menyatakan bahwa kamar tersebut tidak tersedia bahkan sampai tahun selanjutnya.
Didorong rasa penasaran, ia berangkat menuju hotel tersebut dan bertemu dengan manajer hotel yang bernama Olin (Samuel L Jackson). Walau telah mencoba berbagai cara, Olin tidak dapat membatalkan niat Enslin untuk menginap di 1408 dan
akhirnya mengijinkannya menginap.
Keanehan demi keanehan terjadi di kamar tersebut. Mulai dari tissue toilet yang tertata rapi setelah dipakai, air panas yang tiba-tiba keluar, sampai suara tangis bayi dari kamar sebelah. Setelah berbagai macam kejadian, Enslin akhirnya menyerah dan memutuskan untuk keluar. Tetapi kamar tersebut seperti tidak mengijinkannya. Dan Enslin pun harus menerima kenyataan bahwa ia terperangkap dalam kamar tersebut.
Tentu masih banyak kejadian mengejutkan dan menegangkan yang tidak bisa saya tulis di sini. Buat mereka yang tidak terlalu suka film thriller, saya sarankan mematikan audio stereo set anda ketika menontonnya. Buat mereka yang pernah menonton "Sixth Sense", film ini hampir serupa walau masih belum dapat menyainginya.
Satu hal yang paling menarik dari film ini adalah ide bahwa apa yang kita lihat belum tentu suatu realita. Bisa jadi itu hanya ilusi yang timbul di pemikiran akibat keadaan sekitar kita. Tapi pada akhirnya kitalah yang harus memutuskan langkah apa yang harus diambil.

Selamat menonton dan "stay scared"