Thursday, August 28, 2008

West Side Story (1961)

United Artists

Genre : Musical and Performing Arts

Durasi : 152 menit

Sutradara : Jerome Robins dan Robert Wise

Pemain :
Natalie Wood sebagai Maria
Richard Beymer sebagai Tony
Russ Tamblyn sebagai Riff
Rita Moreno sebagai Anita
George Chakiris sebagai Bernardo

Penghargaan :
Academy Award 1962 – Memenangkan 10 Oscar dalam kategori
Best Director
Best Picture
Best Supporting Actor
Best Supporting Actress
Best Art Direction
Best Cinematography
Costume Design
Film Editing
Original Music Score of a Musical Picture
Sound

Rating : Approved (Amerika)
PG (Australia)


Film West Side Story adalah sebuah adaptasi dari drama Broadway dengan judul yang sama. Drama West Side Story sendiri merupakan adaptasi Rome dan Juliet karya William Shakespeare. Karena itu tidak mengherankan bagaimana di sini muncul dua kelompok yang berseteru dengan sepasang kekasih yang terjebak diantaranya.

Dalam film ini, kita akan dibawa menyaksikan permusuhan dua kelompok rasial yaitu The Jets (anggotanya dari ras Kaukasia) melawan The Sharks (anggotanya dari Puerto Rico), yang berlangsung di jalanan kota New York. Tema rasial ini sepertinya memang sengaja diangkat karena memang pada tahun tersebut, isu rasial sedang menghangat di Amerika Serikat.

Film yang sarat dengan pertunjukan seni (performing arts) dan bumbu isu rasial ini bercerita dengan sangat lugas. Pada adegan awal, kita langsung dihadapkan pada “perkelahian” The Jets melawan The Sharks. Kemudian kita akan diperkenalkan pada para tokoh kunci seperti pemimpin The Jets – Riff dan pemimpin The Sharks – Bernardo. Sang “Romeo” dalam film ini adalah Tony - salah satu pendiri The Jets yang telah keluar dari kelompok tersebut dan juga sahabat Riff. Sedangkan “Juliet”nya adalah adik Bernardo yaitu Maria. Walau kelanjutan cerita dapat ditebak, hal itu tidak menjadi masalah karena kita akan sangat dimanjakan dengan gerakan tari dan musik yang memesona sepanjang film. Hal ini tidak lepas dari kepiawaian komposer Leonard Bernstein yang juga dikenal sebagai konduktor untuk New York Philharmonic.

Catatan akhir, peran Tony awalnya ditawarkan kepada Elvis Presley yang kemudian ditolak oleh manajernya. Setelah memenangi 10 Oscar, Elvis menyesali keputusan tersebut. Selain prestasi 10 Oscar, West Side Story juga tercatat sebagai film nomor 2 dengan pemasukan kotor terbesar. Peringkat pertama ditempati film “One Hundred and One Dalmatians” dari Disney sedangkan peringkat ketiga ditempati “The Guns of Navarone” dari Columbia.

Friday, August 15, 2008

Goodbye Lenin! (2003)


X-Filme Creative Pool

Genre : Drama

Durasi : 121 menit

Sutradara : Wolfgang Becker

Pemain :
Daniel Bruhl sebagai Alexander “Alex” Kemer
Katrin Sass sebagai Christine Kemer
Maria Simon sebagai Ariane Kemer
Chulpan Khamatova sebagai Lara

Tanggal Rilis : 13 Februari 2003 – Jerman

Award :
2005 – Silver Condor
Nominasi “Silver Condor” untuk “Best Foreign Film, Not in the Spanis Language”

2005 – Golden Trailer Awards
Nominasi “Best Foreign Independent”

2004 – Guldbagge Awards
Nominasi “Best Foreign Film”

2004 – Sant Jordi Awards
Memenangkan “Audience Award” untuk kategori “Best Foreign Film”

2004 – Turia Awards
Memenangkan “Audience Award” untuk “Best Foreign Language Film”

2004 – U.S. Comedy Arts Festival
Memenangkan “Film Discovery Jury Award” untuk “Best Foreign Language Film”

2004 – Italian National Syndicate of Film Journalists
Nominasi “Silver Ribbon” untuk “Best Director – Foreign Film”

2004 – London Critics Circle Film Awards
Memenangkan “ALFS Award” untuk kategori “Foreign Language Film of The Year”

2004 – Robert Festival
Memenangkan “Robert Award” untuk kategori “Best Non-American Film”

2004 – Goya Awards
Memenangkan “Best European Film”

2004 – BAFTA Awards
Nominasi “BAFTA Film Award” untuk “Best Film not in the English Language”

2004 – Bavarian Film Awards
Memenangkan “Audience Award”

2004 – Bodil Awards
Memenangkan “Best Non-American Film”

2004 – Cesar Awards
Memenangkan “Best European Union Film”

2004 – Directors Guild of Great Britain
Memenangkan “Outstanding Directorial Achievement in Foreign Language Film”

2004 – David di Donatello Awards
Nominasi “Best European Film”

2004 – German Camera Award
Nominasi “Feature Film”

2004 – Golden Globes, Amerika
Nominasi untuk “Best Foreign Language Film”

2003 – Guild of German Art House Cinemas
Memenangkan “Guild Film Award – Gold” untuk kategori “German Film”

2003 – Bambi Awards
Memenangkan “Bambi Award” untuk “Film – Nasional”

2003 – Berlin International Film Festival
Nominasi “Golden Berlin Bear Award”
Memenangkan “Blue Angel Award”

2003 – Valladolid International Film Festival
Memenangkan “Jury Special Prize”
Nominasi “Golden Spike Award”

2003 – Euregio Filmball
Memenangkan “People’s Award”

2003 – European Film Awards
Nominasi “Best Actress” dan “Best Director” dalam European Film Award
Memenangkan “Best Actor”, “Best Actress” dan “Best Director” dalam Audience Award
Memenangkan “Best Actor”, “Best Film”, dan “Best Screenwriter” dalam European Film Award

2003 – Flaino Film Festival
Memenangkan “Best Foreign Film”

2003 – European Film Awards
Nominasi “European Film Award” untuk “Best Actress” dan “Best Director”
Memenangkan “Audience Award” untuk “Best Actor”, “Best Actress” dan “Best Director”
Memenangkan “European Film Award” untuk “Best Actor”, “Best Film”, dan “Best Screenwriter”

2003 – German Film Award
Memenangkan “Audience Award” untuk “German Film of The Year”
Memenangkan “Film Award in Gold” dalam “Outstanding Feature Film”
Memenangkan “Film Award in Gold” dalam “Outstanding Individual Achievement “ untuk Actor oleh Daniel Bruhl
Memenangkan “Film Award in Gold” dalam “Outstanding Individual Achievement” untuk Direction oleh Wolfgang Becker
Memenangkan “Film Award in Gold” dalam “Outstanding Individual Achievement” untuk Editing oleh Peter R. Adam
Memenangkan “Film Award in Gold” dalam “Outstanding Individual Achievement” untuk Music oleh Yann Tiersen
Memenangkan “Film Award in Gold” dalam “Outstanding Individual Achievement” untuk Production Design oleh Lothar Holler
Memenangkan “Film Award in Gold” dalam “Outstanding Individual Achievement” untuk Supporting Actor oleh Florian Lukas
Nominasi “Film Award in Gold” dalam “Outstanding Individual Achievement” untuk Actress oleh Katrin Sass
Nominasi “Film Award in Gold” dalam “Outstanding Individual Achievement” untuk Supporting Actress oleh Maria Simon

2003 – Goldern Screen, Jerman
Memenangkan “Golden Screen”

2002 – German Screenplay Award
Memenangkan “Screenplay Award”

Rating : Dewasa – untuk bahasa yang kasar dan seksualitas

Layak ditonton : 5 (skala 1-5)


Sebuah film yang bercerita mengenai efek Tembok Berlin. Bukan dilihat dari sejarah, tetapi dalam kehidupan personal mereka yang tinggal di wilayah Timur.
Seorang ibu harus membesarkan kedua anaknya seorang diri karena ditinggal suaminya yang menyeberang ke Jerman Barat. Ia pun menjadi pendukung Sosialis yang mendapat banyak penghargaan dari pemerintah. Ketika melihat anaknya ikut dalam demo menentang pemerintah, ia pun mengalami serangan jantung yang sangat hebat. Hal itu menyebabkannya koma selama 8 bulan. Dokter berpesan kepada kedua anaknya kalau sang ibu bangun, maka mereka tidak boleh memberi kabar yang dapat membuat sang ibu shock kembali.
Waktu berjalan dan Tembok Berlin pun runtuh. Sang ibu akhirnya sadar dari komanya tanpa mengetahui bahwa kedua Jerman telah bersatu. Demi menjaga agar sang ibu tidak shock, maka kedua anaknya berusaha sedapat mungkin menyembunyikan fakta tersebut. Mereka berupaya agar ibunya tetap melihat bahwa Jerman Timur tetap ada. Mampukah kedua anak itu menyembunyikan keadaan yang sebenarnya?

Film ini begitu banyak diapresiasi dalam Festival Film Internasional. Tidak kurang dari 31 penghargaan dan 14 nominasi diraih dalam kurun waktu 2003 – 2005. Film ini mempunyai kekuatan pada cerita yang diangkat dan juga adegan yang begitu mengalir sehingga kita tidak bosan menontonnya (walau berdurasi 2 jam-an). Satu hal yang menarik bagi saya adalah bagaimana sebuah kisah yang dapat dikatakan tragis dapat diangkat tanpa membuat mata kita terus berkaca-kaca. Padahal kalau film ini mau didramatisir, sang sutradara - Wolfgang Becker – akan sangat mudah melakukannya.

Thursday, August 7, 2008

Call Girl (2007)


Instituto do Cinema, Audiovisual e Multimedia (ICAM)

Genre : Drama

Durasi : 145 menit

Sutradara : Antonio-Pedro Casconcelos

Pemain :
Soraia Chaves sebagai Maria
Ivo Canelas sebagai Madeira
Joaquim de Almeida sebagai Mouros
Nicolau Breyner sebagai Carlos Meireles

Tanggal Rilis : 27 Desember 2007 – Portugal

Award :
2008 – Golden Globe – Memenangkan “Best Actor” untuk Ivo Canelas
Memenangkan “Best Actress” untuk Soraia Chaves
Memenangkan “Best Film”

Rating : Dewasa – dengan beberapa adegan telanjang dan kekerasan

Layak ditonton : 5 (skala 1-5)


Setiap orang ada kelemahannya. Termasuk Carlos Meireles – seorang walikota sebuah kota kecil dengan potensi besar di Portugal. Carlos tidak mengijinkan sebuah perusahaan membeli tanah di kotanya karena ia tahu akan terjadi perusakan besar-besaran terhadap lingkungan. Karena berbagai cara untuk merubah keputusan walikota selalu gagal, akhirnya perusahaan tersebut menyewa jasa Mouros yang memang terkenal untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Lewat investigasi, Mauros mendapati kelemahan sang walikota adalah perempuan. Dari hal tersebut, ia menyewa pelacur kelas atas yaitu Maria untuk dipersembahkan kepada sang walikota. Keadaan menjadi tidak terkendali ketika ternyata sang pelacur tidak bodoh dan polisi secara tidak sengaja mengetahui rencana penyuapan itu.

Film berbahasa Portugal ini cukup menarik untuk disimak. Satu hal yang menarik, sutradara dan para pemain utamanya cukup terkenal di Portugal dan bukan di Hollywood. Walau demikian, acting mereka layak diacungi jempol.
Kalau melihat film ini, saya pun teringat kasus para petinggi di negara kita. Bukan tidak mungkin cara yang sama telah dipraktekkan oleh beberapa perusahaan untuk memuluskan ekspansi bisnisnya. Mungkin ada sineas kita yang mau mengangkat tema ini – daripada hanya hantu atau komedi seks.

Pierrepoint : The Last Hangman (2005)


Big City Pictures

Genre : Drama

Durasi : 90 menit

Sutradara : Adrian Shergold

Pemain :
Timothy Spall sebagai Albert Pierrepoint
Juliet Stevenson sebagai Annie Pierrepoint
Eddie Marsan sebagai James “Tish” orbitt

Tanggal Rilis : 07 April 2006 – Inggris

Award :
2006 – Dinard British Film Festival – Memenangkan “Audience Award” untuk Adrian Shergold
Memenangkan “Silver Hitchcock” untuk Adrian Shergold

Rating : 5 (skala 1-5)


Albert Pierrepoint adalah seorang pemasok kebutuhan sehari-hari yang mempunyai pekerjaan lain yang ia rahasiakan – bahkan dari istrinya sendiri. Pekerjaan itu adalah menjadi seorang eksekutor hukuman gantung bagi pemerintah Inggris. Ia melakukan hal tersebut karena ayahnya juga adalah seorang eksekutor yang memiliki reputasi baik.
Film dimulai dari saat Pierrepoint dibriefing mengenai tugasnya. Saat itu, ia bersama dengan seorang eksekutor lain. Pada saat harus melakukan eksekusi pertama, ternyata hanya Pierrepoint yang sanggup mengatasi terror mental yang acap kali timbul dalam diri seorang eksekutor pada saat berhadapan dengan terpidana. Untuk itu, ia mempunyai satu sudut pandang tersendiri mengenai pekerjaannya tersebut.
Dalam menjadi eksekutor, Pierrepoint berusaha menjadi yang terbaik. Ia juga mencoba melampaui rekor yang dibuat ayahnya. Dengan caranya, ia mampu melewati rekor tersebut. Dan karena itu pula, ia dipanggil oleh pemeritah Inggris ke Jerman untuk mengeksekusi tawanan perang Nazi.
Di sinilah ia bekerja melebihi batas yang selama ini ia tahu. Karena itu pula, ketika ia kembali ke rumahnya di Inggris, semua orang memberi selamat kepadanya dan menganggap ia pahlawan.
Ketika keadaan mulai berubah, masyarakat pun memandang hukuman mati tidak lagi cocok diterapkan. Albert Pierrepoint mengalami terror dari masyarakat. Hal ini tentu saja membuatnya tertekan. Apalagi, ketika salah seorang yang ia kenal harus ia eksekusi. Apa yang harus ia lakukan?

Menonton film ini membuat saya kembali kepada film “Stephen King’s : The Green Mile” (1999) dengan Tom Hanks sebagai pemeran utamanya. Bedanya adalah kalau dalam “Green Mile” kita akan diperlihatkan penghukum dan terpidana, kalau dalam film ini justru kita akan lebih melihat karakter penghukumnya saja. Perbedaan lain juga pada karakter Tom Hanks yang menurut saya sangat baik memerankan Paul Edgecomb daripada Timothy Spall memerankan Albert Pierrepoint. Sebagai tambahan, Timothy Spall juga memerankan Peter Pettigrew dalam Harry Potter (The Deatly Hallows Part 1 – 2010, The Half Blood Prince – 2008, dan Goblet of Fire – 2005) Selan itu ia juga memerankan Beadle dalam Sweeney Todd (2007) dan Mr. Poe dalam Lemony Snicket’s A Series of Unfortunate Events (2004)

Menonton film yang berdasar atas cerita nyata ini membuat saya bertanya satu hal. Apa yang anda lakukan ketika pekerjaan yang anda banggakan akhirnya membuat anda muak? Seringkali kita berhadapan dengan idealisme kita dan tuntutan hidup yang membuat kita harus memilih salah satu. Dan ketika saat itu tiba, kita tetap harus memilih apa yang harus kita jalani karena tidak mungkin kita menjalani keduanya.